Melanjutkan wisata arkeolog sangat untuk menambah keilmuan dan mengenal serta melestarikan budaya bangsa. Sejarah sebuah candi sangat erat kaitannya dengan sejarah sebuah kerajaan, karena pembangunan sebuah candi biasanya atas perintah raja atau penguasa wilayah tempat candi tersebut dibangun. Seperti halnya Candi Cangkuang yang terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang , Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Dapat dipastikan candi tersebut dibangun atas perintah penguasa daerah tersebut. Namun, tidak diketahui atas perintah siapa dan kapan candi ini dibangun.
Desa Cangkuang dengan panorama alam pegunungan yang mempesona dan udara yang sejuk menjadi sebuah daya tarik wisata alam yang dimiliki Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dengan dikelilingi empat buah gunung yang besar, seperti Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur menambah takjub setiap mata memandang. Alam pedesaan yang indah mempesona dengan situs sejarah yang menjadi saksi bisu dan bukti perjalanan dari peradaban manusia. Desa Cangkuang, Desa wisata untuk petualangan wisata Anda.
Kata 'Cangkuang' adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus) yang banyak terdapat di sekitar daerah tersebut yang daunnya dapat dimanfaatkan untuk membuat tikar, tudung, pembungkus gula aren, atau pembungkus makanan lainnya.
Di samping candi terdapat sebuah makam kuno yang diyakini sebagai makam leluhur mereka yang hingga kini masih dikeramatkan dan ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Makam tersebut merupakan Makam Mbah Dalem Arif Muhammad dan dengan adanya makam menunjukkan adanya pengaruh Islam yang masuk di wilayah Cangkuang. Sementara Candi cangkuang merupakan peninggalan Hindu. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat di wilayah tersebut sudah mengenal hidup berdampingan dan memiliki toleransi antar umat beragama yang tinggi.
Selain Cagar budaya Cangkuang dan makam kuno Arief Muhammad, tampak sebuah danau kecil (dalam bahasa Sunda disebut situ), yang diberi nama Situ Cangkuang. Melalui danau inilah para pengunjung dapat mencapai lokasi Candi Cangkuang dan makam Arief Muhammad. Maka, rakit akan membawa Anda menyusuri danau untuk tiba di lokasi Candi. Di sekitar Candi terdapat pemukimam tradisional tempat keturunan arief Muhammad tinggal yang disebut Kampung Pulo sebagai bagian cagar budaya ini. Di sekitar lokasi Cangkuang dengan mudah Anda mendapatkam penginapan dan hotel yang nyaman dan murah.
Berdasarkan tulisan Vorderman dalam buku sejarah dalam "Notulen Bataviaasch Genotschap" yang diterbitkan pada tahun 1893 menyatakan bahwa di Desa Cangkuang terdapat makam kuno dan sebuah arca yang sudah rusak yang lokasinya di bukit Kampung Pulo. Maka, penelitian kembali dilakukan terhadap Candi Cangkuang oleh Tim Sejarah Leles pada tanggal 9 Desember 1966. Tim penelitian yang disponsori oleh Bapak Idji Hatadji (CV. Haruman) dan diketuai oleh Prof. Harsoyo, Uka Tjandrasasmita (ketua penelitian sejarah Islam dan lembaga kepurbakalaan) bersama mahasiswa dari IKIP Bandung. Ternyata tim peneliti menemukan reruntuhan sebuah bangunan candi yang terbuat dari batu andesit berbentuk balok dan sebuah makam serta arca Syiwa di tengah reruntuhan bangunan. Diketahui bahwa masyarakat sekitar biasa menggunakan batu-batu andesit berbentuk balok untuk batu nisan. Makan setelah dilakukan pemugaran ditemukan sebuah Candi Hindu yakni Candi Cangkuang. Selain berwisata sejarah, berbagai souvenir/cenderamata, makanan khas, oleh-oleh khas Garut, kuliner lengkap tersedia dan bisa Anda peroleh sepanjang jalan menuju Cangkuang.
Belum ada tanggapan untuk "Candi Cangkuang 2"
Posting Komentar