Terdapat banyak objek wisata Garut yang menjadi favorit para wisatawan. Setelah menyeberangi Situ Cangkuang dengan rakit yang tersedia di lokasi tersebut, perjalanan wisata dimulai di area Candi Cangkuang untuk melihat peninggalan sejarah abad ke VIII dan berziarah ke makam leluhur penduduk Kampung Pulo, Makam Arief Muhammad yang letaknya bersebelahan dengan Candi Cangkuang, kemudian dilanjutkan dengan berjalan menyusuri sebuah perkampungan adat yang memiliki tradisi unik, Kampung Pulo.
Kampung pulo yang didiami oleh keturunan Dalem Arief Muhammad dengan jumlah kepala keluarga tidak boleh kurang atau melebihi yang sudah menjadi aturan adat, yakni 6 buah rumah dengan 6 kepala keluarga. Jumlah rumah tersebut dimaksudkan untuk memperingati 6 orang perempuan bersaudara yang menjadi nenek moyang mereka. Rumah adat Kampung Pulo berupa rumah panggung sederhana yang memiliki kolong setinggi kurang lebih 40 cm dan pada setiap kolong beralaskan tatapakkan, Di depan halaman ditumbuhi berbagai jenis pepohonan yang menghiasi rumah adat. Bunga kertas yang rimbun menjadi peneduh bangku yang disediakan untuk para pengunjung yang duduk untuk beristirahat sejenak dan menikmati keheningan dan ketenanga Kampung Adat Kampung Pulo. Enam rumah panggung berbentuk sama, berdinding kayu dan bilik, beratapkan genting dengan tatapakkan yang terbuat dari kayu menggambarkan kesederhanaan dan kebersamaan serta kerukunan para penduduk Kampung Pulo yang patut untuk diteladani karena sangat sulit ketentraman dan kerukunan dijumpai di jaman modern ini.
Kampung Pulo merupakan sebuah perkampungan kecil dengan susunan tiga rumah di sebelah kiri dan tiga rumah lagi di sebelah kanan yang saling berhadapan dan terdapat bangunan mushola sebagai tempat ibadah serta musium yang menyimpan sejarah masa lalu. Aturan adat masih mereka pegang teguh dengan penuh keyakinan dan kepatuhan. Apabila ada seorang anak yang sudah dewasa dan menikah maka paling lambat dua minggu setelah pernikahan diharuskan meninggalkan rumah dan keluar dari Kampung Pulo. Namun, mereka hanya bisa kembali ke rumahnya di Kampung Pulo jika ada salah satu keluarga yang meninggal dunia dengan syarat harus anak wanita dan ditentukan atas pemilihan keluarga setempat. Selain itu, penduduk Kampung Pulo tidak diperbolehkan memelihara hewan ternak berkaki empat, seperti kambing, sapi, kerbau, dan lain-lain.
Keunikan Kampung Pulo ini sangat menarik perhatian para wisatawan domestik maupun mancanegara. Suasana perkampungan yang bersih, tenang dan hening terhindar dari segala kebisingan membuat nyaman para wisatawan berada di kampung tersebut. Selama tidak ada pengaruh luar yang mungkin bisa mempengaruhi tradisi Kampung Pulo, kampung ini akan tetap asri dan penuh ketentraman.
Belum ada tanggapan untuk "Kampung Pulo"
Posting Komentar